Nama : Nerissa Arviana
NPM : 35412288
Kelas : 1ID01
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar
warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam
peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah
perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota
tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi
ke masa kini, misalnya gelandangan.
Faktor-faktor yang Mendorong Perubahan Masyarakat Menjadi Masyarakat yang Modern
1.
perkembangan ilmu
2.
perkembangan teknologi
3.
perkembangan industri
4.
perkembangan ekonomi
Gejala-gejala
Modernisasi
1. Bidang IPTEK
Gejala Modernisasi di bidang IPTEK ditandai dengan adanya
penemuan dan pembaharuan unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan
kemakmuran masyarakat.
2. Bidang Ekonomi
Gejala Modernisasi di bidang Ekonomi ialah meningkatnya
produktivitas ekonomi dan efisiensi sumber daya yang tersedia, serta
pemeanfaatan SDA yang memperhatikan kelestarian alam sekitar.
3. Bidang Politik dan Idiologi
Pada bidang ini, gejala modern ditandai dengan adanya system
pemerintahan perwakilan yang demokratis, pemerintah yang diawasi dan dibatasi
kekuasaanya, dihormati hak-hak asasinya serta dijaminnya hak-hak sosial.
4. Bidang Agama dan Kepercayaan
Gejala Modernisasi di bidang Agama dan Kepercayaan ditandai
dengan adanya pengembangan nalar (rasio) dan kebahagiaan kebendaan (materi),
yang pada akhirnya akan menimbulkan paham sekularisasi dan sekularisme.
Salah
satu peristiwa yang menjadi tonggak perubahan masyarakat menjadi modern adalah “Revolusi
Industri”
Revolusi industri merupakan
perubahan di bidang usaha mencapai hasil produksi dengan cara radikal dengan
memanfaatkan mesin-mesin. Akan tetapi, revolusi yang berawal di Inggris pada
akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 (sekitar tahun 1750-1850) ini tidak sekedar
berpengaruh terhadap kemajuan industri. Akan tetapi, juga berpengaruh pada
aspek budaya, sosiokonomi, teknologi.
Terminologi “revolusi industri” sendiri diperkirakan mulai digunakan sejak
seorang duta Prancis memperkenalkannya dalam surat. Isi surat tersebut
mengumumkan bahwa prancis akan ikut serta dalam revolusi industri (la
revolution industrielle) di tahun 1799.
Penyebab terjadinya revolusi
industri
Penyebab utama meletusnya revolusi ini di Inggris hingga sekarang masi di
perdebatkan dan di anggap terlalu kompleks (tidak adanya 1 penyebab utama).
Akan tetapi, kebanyakan ahli sejarah meyakini bahwa revolusi merupakan bentuk
perkembangan dan perubahan-perubahan di bidang sosial dan kelembagaan.
Perubahan ini disebabkan oleh kekuasaan feodalisme di Inggris Raya pasca
terjadinya perang saudara di Inggris pada abad ke-17.
Dengan di perketatnya pengawasan
batas-batas negara Inggris Raya, penyebaran wabah penyakit menjadi berkurang.
Dan ini mencegah terjadinya wabah epidemik yang sering terjadi di kala itu.
angka keselamatan hidup bayi-bayi dan balita meningkat. Hingga mungkin
tersedianya tenaga kerja yang melimpah pada saat mereka dewasa.
Gerakan revolusi agrikultural (sejak abad ke-15) di negara tersebut menyebabkan
kegiatan produksi di bahan makanan lebih efisien tanpa perlu memperkerjakan
banyak orang. Hal ini rupanya tidak seimbang dengan populasi tenaga kerja
produktif yang terus bertambah. Mereka mengalami kesulitan mencari pekerjaan di
bidang agrikultur di desanya masing-masing. Oleh karena itu terjadilah
urbanisasi besar-besaran di kota-kota besar. Sehingga masyarakat banyak bekerja
di bidang manufaktur, seperti menenun.
Semakin hari pengusaha di rumahan di bidang manufaktur ini berkembang hingga
akhirnya membentuk pabrik-pabrik. Pasar mereka pun menjadi luas dengan adanya
kebijakan ekspansi kolonialisme (penjajahan ke negara-negara lain). hal ini
bersamaan dengan di mulainya perdagangan internasional. Keadaan bertambah baik
bagi industri manufaktur dengan di mulainya refolusi teknologi pada abad ke-17.
Revolusi teknologi inilah yang dipercaya oleh banyak ahli sejaraha sebagai
pemicu utama terjadinya revolusi ini. hal tersebut tentu terkait kemajuan
teknologi kala mempermudah pekerjaan di bidang manufaktur, terutama setelah
ditemukannya mesin-mesin bertenaga uap. Dapat di simpulkan bahwa penyebab
revolusi industri di Inggris merupakan rentetan peristiwa dan aspek yang saling
mempengaruhi antara satu dengan lainnya.
Di mulai dengan semakin makmurnya Inggris di bawah kekuasaan feodalisme
kerajaan. Semakin berkualitasnya tenaga kerja yang dimiliki Inggris karena
terlindungi dari wabah penyakit dan tersedianya bahan pangan berkualitas yang
melimpah. Terjadinya arus urbanisasi di kota besar (seperti London) karena
adanya revolusi agrikultural. Hingga semakin di hargainya penemu-penemu baru.
Revolusi ini bagaikan memiliki domino. Ini karena pada tahun-tahun selanjutnya,
negara-negara lain di eropa (dan juga Amarika Serikat) mulai terlibat dalam
perdagangan Internasional dan ikut serta melakukan revolusi di bidang industri.
Akibat-akibat positif revolusi
industri
Revolusi di Inggris terjadi kurang
lebihnya 1 abad lamanya ini membawa angin segar inovasi di bidang
teknologi dan ilmu pengetahuan. Berikut adalah beberapa di antaranya :
1. Kemajuan
di bidang tekstil
Di awal abad ke-18, industri tekstil
di Inggris hanya berpaku pada produksi kain wol yang dibuat handmade, ditenun
satu demi satu oleh para pekerja tangan. Industri ini dikenal dengan sebutan
industri rumahan. Keadaan lantas berubah semenjak terjadinya revolusi
industri.
Revolusi di bidang teknologi
berperan besar dalam memajukan industri tekstil Inggris. Dengan diciptakannya
mesin tenun, mesin pemintalan, dan mesin-mesin pendukung produksi tekstil
lainnya. Mesin pemintalan pertama bekerja dengan memanfaatkan tenaga keledai.
Selanjutnya berkembang dengan memanfaatkan tenaga kuda, tenaga air dan
sebagainya.
Dengan inovasi dan perbaikan di
sana-sini, akhirnya para penemu bukan saja menciptakan mesin pemintalan yang
lebih modern. Juga menciptakan mesin-mesin yang memungkinkan industri tekstil
memproduksi kain dari bahan katun dan bahan lainnya. Mesin-mesin tekstil paling
modern di masa revolusi ini menggunakan tenaga uap sebagai tenaga penggeraknya.
2. Kemajuan
di bidang metalurgi
Metalurgi merupakan ilmu mengolah
dan merekayasa mineral dan logam sehingga dapat dimanfaatkan dalam berbagai
aspek kehidupan. Perubahan besar yang terjadi di bidang ini adalah penggantian
penggunaan bahan bakar kayu ke bahan bakar mineral (batu bara). Meski
sebenarnya menggunakan bahan bakar batu bara sebagai bahan bakar sudah
diperkenalkan sejak tahun 1678 (sebelum revolusi industri). Akan tetapi,
perkembangan dan inovasi yang signifikan terjadi saat revolusi industri.
Kemajuan di bidang metalurgi juga
mengcakup pemanfaatan jenis-jenis hingga pembuatan baja. Ternik-teknik maju di
bidang metalurgi saat itu menopang pembuatan mesin-mesin industri yang
berkualitas.
3. Kemajuan
di bidang pertambangan
Pertambangan batu bara bukan baru di
Inggris. Jauh sebelum revolusi industri, masyarakat Inggris sudah menggali
terowongan untuk menambang mineral ini. akan tetapi, penambangan batu bara
dengan cara tradisional bukannya tanpa risiko bahaya gas yang dihasilkan dari
batu bara tersebut. Alat-alat yang masih konvensional dan metode penambangan
yang seadanya menyebabkan kegiatan pertambangan batu bara bagaikan pertarungan
hidup dan mati si penambang.
Untunglah mesin uap James Watt
memberi solusi yang lebih baik. Mesin-mesin pendukung pertambangan yang
dilengkapi lampu keselamatan mulai digunakan sejak terjadinya revolusi ini.
selain itu, proses penggalian gua batu bara digantikan dengan cara yang lebih
praktis. Dengan cara meledakkan gua dengan berbagai bahan kimia yang ditemukan
selama revolusi tersebut.
4. Kemajuan
di bidang tenaga uap
Barangkali, inilah kemajuan yang paling populer dari
revolusi industri. Diciptakannya mesin-mesin bertenaga uap merupakan kemajuan
yang signifikan di berbagai industri. Ini karena dengan mesin bertenaga uap,
para penguasaha tidak membutuhkan banyak pekerja (cukup mempekerjakan beberapa
operator mesin saja) danproduktivitas produksi semakin meningkat.
5. Kemajuan
di bidang ilmu kima
Selama revolusi ini, banyak percobaan-percobaan kimia
dilaksanakan. Metode-metode yang lebih efisien dalam menciptakan zat-zat kimia
bermunculan. Seperti metode pembuatan asam sulfur, alkali, natrium karbonat,
asam klorida, kalsium sulfida dan sebagainya. Penemuan-penemuan di bidang ilmu
kimia merupakan jalan bagi terlaksananya inovasi-inovasi di bidang lain.
Seperti, industri sabun, kaca, dan kertas yang efisien dan efektif.
6. Kemajuan-kemajuan
lainnya
Kemajuan-kemajuan
lainnya yang disebabkan terjadi revolusi ini antara lain:
1. Kemajuan di bidang
permesinan (kecil dan besar)
2. Penerangan dengan
tenaga hidrogen, metana dan sebagainya
3. Pembuatan kaca yang
lebih modern
4. Perkembangan
metode-metode transportasi di London
Akibat-akibat
negatif revolusi industri
Meski membawa dampak positif pada perkembangan teknologi, revolusi industri
juga memberi dampak negatif dalam aspek sosial. Salah satunya adalah arus
urbanisasi besar-besaran. Arus urbanisasi ke kkota-kota besar pusat industri
menyebabkan banyak orang desa yang terlunta-lunta di kota. Sementara, di bidang
agrikultural di desa tidak terurus. Dengan kata lain, terjadi ketimpangan di
bidang industri dan bidang agrikultural di Inggris selama revolusi industri.
Orang-orang desa yang berurbanisasi ke kota-kota besar dengan mengaharapkan
kehidupan yang lebih layak pun tidak semuanya beruntung. Penemuan-penemuan di
bidang permesinan industri menyebabkan pabrik-pabrik tidak terlalu banyak
memerlukan pekerja.
Hal ini berimbas pada rendahnya upah pekerja dan panjangnya jam kerja. Imbas
yang lebih jauh lagi adalah banyaknya anak di bawah umur dan wanita yang
dipekerjakan karena upah mereka lebih rendah daripada pekerja laki-laki. Ini
dianggap menguntungkan para pengusaha dan menekan biaya produksi.
Upah yang rendah dan jam kerja yang tidak manusiawi berimbas pula pada
kesenjangan kesejahteraan yang mencolok. Saat para pengusaha semakin sukses,
para pekerja justru semakin susah.
Kesenjangan ini seringkali menimbulkan ketegangan diantara kedua belah pihak
hingga huru-hara menjadi hal yang lumrah terjadi saat revolusi industri. Secara
tidak langsung, kesenjangan ini melahirkan idealisme-idealisme di bidang sosial
politik, yakni kapitalisme (kaim pengusaha) dan sosialisme (kaum buruh).
Masyarakat
Modern dilihat dari berbagai Aspek
Aspek Mental Manusia :
1. Cenderung
didasarkan pada pola pikirserta pola perilaku rasionalatau logis, dengan
cirri-cirimenghargai karya orang lain, menghargai waktu, menghargai mutu,
berpikir kreatif, efisien, produktif percaya pada diri sendiri, disiplin, dan
bertanggung jawab.
2. Memiliki
sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima pandangan dan gagasan orang lain.
Aspek Teknologi :
1. Teknologi
merupakan factor utama untuk menunjang kehidupan kearah kemajuan atau
modernisasi.
2. Sebagai
hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan efisiensi yang tinggi.
Aspek Pranata Sosial :
I. Pranata
Agama :
Relatif kurang terasa dan tampak
dalam kehidupan sehari-hari, diaibatkan karena sekularisme
II. Pranata
Ekonomi :
1. Bertumpu
pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas dan memiliki batas-batas
yang nyata.
2. Pembagian
kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang terlihat.
3. Kesamaan
kesempatan kerja antar priadan wanita sangat tinggi.
4. Kurang
mengenal gotong-royong.
5. Diobedakan
menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi distribusi, dan konsumsi.
6. Hampir
semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh melalui pasar dengan menggunakan uang
sebagai alat tukar yang sah.
III. Pranata
Keluarga :
1. Ikatan
kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar, karena cara hidup yang cenderung
inidividualis.
2. Rasa
solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai menipis.
IV. Pranata
Pendidikan :
Tersedianya fasilitas pendidikan
formal mulai dari tingkat rendah hingga tinggi, disamping pendidikan
keterampilan khusus lainnya.
V. Pranata
Politik :
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya
kesadaran berpolitik sebagai wujud demokratisasi masyarakat.
Menurut para ahli kebudayaan modern
dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
Kebudayaan Teknologi Modern
Pertama kita
harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan Kebudayaan Teknologis
Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan anak Kebudayaan Barat. Akan
tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan
wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh
semakin banyak masukan non-Barat, misalnya dari Jepang.
Kebudayaan
Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks. Penyataan-penyataan
simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih hanya akan menunjukkan
kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan itu kelihatan bukan hanya dalam sains dan
teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil
sains dan teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas
fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan
modern. Hampir semua produk kebutuhan hidup sehari-hari sudah melibatkan
teknologi modern dalam pembuatannya.
Kebudayaan
Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai,
netral. Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi
ideologis atau keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis,
Islam Modernis atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan
para normal dapat dan mau memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau
kepercayaan mereka masing-masing. Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok
bersifat instumental.
Kebudayaan Modern Tiruan
Dari kebudayaan
Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau saya sebut sebagai
Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam
lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan
kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah
saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang internasional, kebudayaan
supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky Fried Chicken (KFC).
Di lapangan
terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil teknologi tinggi, ia
bergerak dalam dunia buatan: tangga berjalan, duty free shop dengan tawaran
hal-hal yang kelihatan mentereng dan modern, meskipun sebenarnya tidak
dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat terbang; semuanya artifisial,
semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan batin.
Kebudayaan Modern
Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang bersentuhan dengan hasil-hasil
teknologi modern, ia menjadi manusia modern. Padahal dunia artifisial itu tidak
menyumbangkan sesuatu apapun terhadap identitas kita. Identitas kita malahan semakin kosong karena kita semakin membiarkan diri
dikemudikan. Selera kita, kelakuan kita, pilihan pakaian, rasa kagum dan
penilaian kita semakin dimanipulasi, semakin kita tidak memiliki diri sendiri.
Itulah sebabnya kebudayaan ini tidak nyata, melainkan tiruan, blasteran.
Anak Kebudayaan
Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang ketagihan membeli, bukan karena ia
membutuhkan, atau ingin menikmati apa yang dibeli, melainkan demi membelinya
sendiri. Kebudayaan Modern Blateran ini, bahkan membuat kita kehilangan
kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti
kita ingin memiliki sesuatu, akan tetapi kita semakin tidak mampu lagi
menikmatinya. Orang makan di KFC bukan karena ayam di situ lebih enak rasanya,
melainkan karena fast food dianggap gayanya manusia yang trendy, dan trendy
adalah modern.
Kebudayaan-Kebudayaan Barat
Kita keliru
apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan Barat Modern. Kebudayaan
Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi bukan hatinya, bukan
pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam Kebudayaan Barat, seperti
ia mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia belum mencaploknya.
Italia, Perancis, spayol, Jerman, bahkan barangkali juga Amerika Serikat masih
mempertahankan kebudayaan khas mereka masing-masing. Meskipun di mana-mana
orang minum Coca Cola, kebudayaan itu belum menjadi Kebudayaan Coca Cola.
Orang yang
sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu itu, dengan demikian
belum mesti menjadi orang modern. Ia juga belum akan mengerti bagaimana orang
Barat menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa selera estetik dan cita
rasanya, apakah keyakinan-keyakinan moral dan religiusnya, apakah paham
tanggung jawabnya
Dampak Positif
Kebudayaan Modern
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidupmasyarakat.
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidupmasyarakat.
Dampak
Negatif Kebudayaan Modern
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebasremaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebasremaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.