A. Ekosistem
Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tidak hidup, yang
berinteraksi dalam suatu tempat sebagai suatu kesatuan yang teratur.
Keteraturan ekosistem terjadi oleh adanya arus materi, energi, dan informasi.
Komponen-komponen dalam ekosistem menunjukkan bahwa,
ekosistem tersebut berada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan
tersebut sifatnya tidak statis, namun dinamis, selalu berubah, dapat besar atau
kecil, dapat terjadi secara alami atau dibuat oleh manusia. Sebagai contoh,
keadaan bumi tidak tetap (kandungan CO2 dan O2 dalam udara), iklim, gunungnya,
flora/faunanya.
Dalam skala kecil, Gn. Krakatau (1883) meletus, kehidupan di
pulau tersebut menjadi rusak. Dari penelitian, diketahui bahwa mula- mula hanya
ada tumbuhan tingkat rendah (lumut, paku), baru kemudian timbul tumbuhan
tingkat tinggi. Inilah yang disebut suksesi. Keseimbangan Gn.Krakatau berubah
total. Di dunia ini tidak ada yang kekal
Akuarium dapat dianggap sebagai ekosistem, dimana ikan, air,
tumbuhan air, pasir, plankton, mineral, dan oksigen terlarut merupakan komponen
ekosistem. Hutan luas dengan tumbuhan
tinggi, rendah, tumbuhan perdu, hewan danau, ada suatu keteraturan yang
seimbang dalam ekosistem tersebut.
Ekosistem terbagi menjadi dua:
-ekosistem
air , contoh: sungai, danau rawa,(air tawar), hutan bakau, pantai, rawa payau
(air laut)
-ekosistem
darat, contoh: bioma, hutan hujan, savana, padang rumput, gurun, hutan gugur.
Struktur Ekosistem
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, batasan dari ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Secara struktural
ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik.
Komponen biotik ekosistem meliputi: sumber
daya tumbuhan, sumber daya hewan, jasad renik, dan sumber daya manusia. Komponen
abiotik ekosistem meliputi: sumber daya tanah, sumber daya air, sumber daya
energi fosil, udara, serta cuaca dan iklim. Masing-masing komponen yang menjadi bagian dari ekosistem tersebut
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan erat. Adapun faktor
lingkungan pembatas berperan besar dalam menentukan komposisi organisme dalam
suatu ekosistem. Dalam konsep faktor pembatas dikemukakan bahwa setiap
organisme memiliki kisaran toleransi terhadap setiap faktor lingkungan abiotik.
Fungsi Ekosistem
Untuk memahami
bagaimana ekosistem berfungsi maka hal mendasar yang perlu dipahami adalah
terdapatnya aliran energi ke dalam ekosistem dan terjadinya daur materi di
dalam ekosistem. Kedua hal tersebut dapat diamati pada proses produksi dan
dekomposisi, rantai dan jaring makanan, adanya tingkatan tropik di dalam
ekosistem, serta terjadinya daur biogeokimia yang berlangsung secara
terus-menerus dan berkesinambung-an. Energi ialah segala sesuatu yang dapat
melakukan pekerjaan.
Sumber energi dapat
dikelompokkan menjadi: sumber energi tak terbarui (non renewable) yaitu sumber
energi fosil dan nuklir, sumber energi terbarui (renewable) yaitu sumber energi
bukan fosil, misalnya tenaga air dan tenaga angin. Rantai
makanan merupakan perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui
seri organisme atau melalui jalur makan-memakan. Rantai makanan dibagi atas dua
tipe dasar, yaitu: rantai makanan rerumputan (grazing food chain), dan rantai
makanan sisa (detritus food chain).
Unsur yang merupakan persinggungan (interface)
antara komponen habitat yaitu tanah/batuan, air, dan atmosfer, terjadi
proses-proses baik fisik, kimia, maupun biologi yang silih berganti atau
bersamaan yang disebut proses biogeokimia, karena proses ini terjadi berulang-balik,
maka proses ini disebut daur biogeokimia. Di dalam daur unsur atau
senyawa kimia dapat ditemukan adanya 2 (dua) kutub, yaitu kutub cadangan dan
kutub pertukaran atau kutub peredaran. Dari segi biosfer, daur biogeokimia
terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu tipe gas dan tipe sedimen.
B. Ekologi
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya.
Ekologi sebenarnya
mempertanyakan tentang berbagai hal seperti :
1. Bagaimana alam
bekerja
2. Bagaimana
spesies beradaptasi dalam habitatnya
3. Apa yang
diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4. Bagaimana
mereka mencukupi materi dan energi
5. Bagaimana
mereka berinteraksi dengan spesies lain
6. Bagaimana
individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
Ekologi merupakan disiplin baru dari biologi yang merupakan
mata rantai fisik serta proses biologi yang menjembatani antara ilmu alam dan
ilmu social. Tahun 1900, Ekologi menjadi acuan ilmu-ilmu lainnya, yang wajib
diketahui, karena dapat menerangkan, memberikan ilham, mencari jalan menuju
hidup layak.
Setelah 1968, timbul kesadaran lingkungan di seluruh dunia,
dimana setiap orang dituntut untuk hemat dalam penggunaan sumber daya, hemat
energi, dan dapat mengurangi pencemaran tanah, air, udara, yang merupakan
masalah lingkungan sedunia (globalisasi lingkungan). Setelah ada gerakan sadar
lingkungan (di dunia, 1968 dan di Indonesia 1972), maka setiap orang mulai
memikirkan : masalah pencemaran, rusaknya daerah-daerah alami, hutan, pantai,
meningkatnya perkembangan penduduk, yang berdampak pada masalah pangan,
penggunaan energi, kenaikan suhu akibat efek gas rumah kaca, menipisnya lapisan
ozon, dst.
Ruang lingkup ekologi:
1. Populasi adalah kelompok individu
yang memiliki kesamaan genetik, dan berada bersama-sama dalam tempat dan
waktu yang sama.
2. Ekosistem adalah hubungan timbal
balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem
ekolog atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencangkup organisme dan
lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan
berinteraksi.
- Rantai makanan adalah proses peristiwa makan di makan
contoh : rumput - belalang - burung
kecil - ular – elang
- Daur biokimia yaitu daur unsur atau zat contoh: karbondioksida, oksigen, air, nitrogen, fosfor, jika biogekimia berhenti maka ekosistem rusak.
- Daur air, contoh air sungai/danau, dan laut meluap menjadi awan - awan jatuh menjadi air hujan dan dimanfaatkan oleh manusia, hewan dan tumbuhan, sebagaian meresap ke tanah kemudian muncul mata air, sebagaian lagi langsung mengalir melalui sungai ke laut.
3. Biosfer adalah bagian luar dari planet
bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan
proses biotik berlangsung.
4. Komunitas adalah kelompok populasi
yang berada bersama-sama dalam tempat dan waktu tertentu.
Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari rumah tangga manusia secara
objektif, apa adanya. Dengan demikian dapat di artikan bahwa ekologi manusia
sebagai studi yang mempelajari bentuk dan perkembangan komunitas dalam sebuah
populasi manusia, dan memahami antara spesies manusia dan lingkungannya.
Ekologi Manusia, sebagaimana ekologi tumbuh-tumbuhan dan
manusia, mempresentasikan penerapan khusus dari pandangan umum pada sebuah
kelas khusus dalam sebuah kehidupan. Ini meliputi dua kesadaran kesatuan
mendasar dari lingkungan hidup dan kesadaran bahwa ada perbedaan dalam kesatuan
tersebut. Sebagaimana kita tahu, Manusia tidak hanya bekerja dalam sebuah
tempat jaringan kehidupan, melainkan dia juga mengembangkan di antara
anggota-anggotanya sebuah pengalaman hubungan lingkungan yang sebanding dalam
tanggungjawab pentingnya atas lingkungan hidup yang lebih terbuka.” Steiner
(2002) menyatakan bahwa ruang lingkup ekologi manusia adalah meliputi:
- Set of connected stuff (sekelompok hal yang saling terkait)
- Integrative traits (ciri-ciri yang integratif)
- Scaffolding of place and change (Perancah tempat dan perubahan).
Kesadaran individu dalam masyarakat mengenai lingkungan
hidup dan kelestariannya merupakan hal yang amat penting dewasa ini di mana
pencemaran dan perusakan lingkungan merupakan hal yang sulit dihindari.
Kesadaran masyarakat yang terwujud dalam berbagai aktifitas lingkungan maupun
aktifitas kontrol lainnya adalah hal yang sangat diperlukan untuk mendukung apa
yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan penyelamatan
lingkungannya.
Kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya bagaimana
menciptakan suatu yang indah atau bersih saja, akan tetapi ini sudah masuk pada
kewajiban manusia untuk menghormati hak-hak orang lain. Hak orang lain tersebut
adalah untuk menikmati dan merasakan keseimbangan alam secara murni. Sehingga
kegiatan-kegiatan yang sifatnya hanya merusak saja, sebaiknya dihindari dalam
perspektif ini. Oleh karena itu, tindakan suatu kelompok yang hanya ingin
menggapai keuntungan pribadi saja sebaiknya juga harus meletakkan rasa
toleransi ini.
Dengan begitu kita bisa mengatakan bahwa kesadaran
masyarakat akan lingkungannya adalah suatu bentuk dari toleransi ini. Toleransi
atau sikap tenggang rasa adalah bagian dari konsekuensi logis dari kita hidup
bersama sebagai makhluk sosial. Melanggar konsekuensi ini juga berarti
melanggar etika berkehidupan bersama. Seperti dikatakan Plato bahwa manusia
adalah makhluk sosial yang perlu menghargai satu dan lainnya, sumber daya alam
sangat berkaitan dengan teknologi pembangunan dan ekologi.
C.
Lingkungan
hidup
Lingkungan hidup adalah sikap dan prilaku manusia dengan
segenap tanggung jawab dan kewajiban maupun haknya untuk mencermati tatanan
lingkungan dengan sebaik-baiknya. Lingkungan hidup manusia adalah sistem
kehidupan yang merupakan kesatuan ruang dengan segenap pengada (entity) baik
pengada ragawi abiotik atau benda (materi) maupun pengada insani, biotik atau
makhluk hidup termasuk manusia dan prilakunya, mempengaruhi kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya.
Efek dari ekologi adalah kematian, perpindahan, kelahiran, dan kelangsungan
hidup. Manusia sangat berhubungan erat di lingkungannya maka pemanfaatan sumber
daya alam yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan
hidup. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang
sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di
dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi
untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh
tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut
adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan
keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh. Timbulnya
kesadaran lingkungan sudah dimulai sejak lama, contohnya Plato pada 4 abad
Sebelum Masehi telah mengamati kerusakan alam akibat perilaku manusia.
Pada zaman modern, terbitnya buku Silent
Spring tahun 1962 mulai menggugah kesadaran umat manusia. Di Indonesia tulisan
tentang masalah lingkungan hidup mulai muncul pada 1960-an. Sejak itu Indonesia
terus aktif mengikuti pertemuan puncak yang membicarakan tentang lingkungan
hidup secara global, yaitu Konferensi Stockholm pada 1972; Earth Summit di Rio
de Janiero tahun 1992; dan WSSD di Johannesburg, tahun 2002. Ilmu lingkungan
meliputi hubungan interaksi yang sangat kompleks sehingga untuk memudahkan
mempelajarinya dilakukan berbagai pendekatan, antara lain: homeostasis, energi,
kapasitas, simbiosis, sistem, dan model.
Permasalahan
lingkungan hidup terdiri dari permasalahan lingkungan global dan sektoral.
Contoh permasalahan lingkungan global adalah: pertumbuhan penduduk, penggunaan sumber
daya alam yang tidak merata; perubahan cuaca global karena berbagai kasus
pencemaran dan gaya hidup yang berlebihan; serta penurunan keanekaragaman
hayati akibat perilaku manusia, yang kecepatannya meningkat luar biasa
akhir-akhir ini. Contoh permasalahan lingkungan sektoral dibahas masalah
lingkungan yang terjadi di Indonesia. Masalah tersebut terjadi pada berbagai
ekosistem, seperti yang terjadi di kawasan pertanian, hutan, pesisir, laut, dan
perkotaan.
Adapun usaha
mengatasi permasalahan lingkungan dilakukan dengan berbagai pendekatan.
Pendekatan yang dibahas adalah cara ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi,
penegakan hukum, dan etika lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan lingkungan
yang menjadi sangat kompleks diperlukan berbagai upaya pendekatan sekaligus
secara sinergis.
ASAS-ASAS ILMU LINGKUNGAN
Asas 1 (Hukum Thermodinamika I)
Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau
ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang,
dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum
Thermodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal
sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya
kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup
menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang
terbuang sebagai panas.
Jumlah
energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa
materi.
Jumlah
energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa
tenaga atau panas.
Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi,
dalam ilmu fisika sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini
menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup,
populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan ataupun yang
terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan sebagai pengubah
energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat ditemukan berbagai
strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan “pembukuan masukan dan keluaran
kalori dalam sistem kehidupan” Contohnya makanan yang dimakan oleh hewan.
Asas
2
Tak
ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien.
Pengertian:
Asas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini
berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut
akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Asas ini sama
dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun
energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah
dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita
ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke
angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh
jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi
dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya
pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan
energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan
sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan
secara efisien (banyak terbuang). Sumber alam adalah segala sesuatu yang
diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya
hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya
pengubahan energi.
Asas
3
Materi,
energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada
kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya.
Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai
sumber alam.
Contoh:
Ruang
yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.
Ruang
yang terlalu luas: jarak antar individu dalam
populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin
kecil sehingga pembiakan akan terganggu.
Jauh
dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam.
Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat
dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas
termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat
berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang
dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga
termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya
memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya
beranekaragam dia akan mampu “survive”. Asas 3 ini mempunyai implikasi yang
penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya
Asas
4
Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya
sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan
penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas
maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini
adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran
yang disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati
batas maksimum.
Asas
4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum,
yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam
akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan
atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus).
Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan hidup, bila
persediaan sumberalam berkurang. Tetapi sebaliknya, akan terdapat
ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk semua kategori sumberdaya alam
(kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas
maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk
banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh
pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam
mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum
sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat
ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan
sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi
itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.
Asas
5
Pada
asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak
dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua
sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih
lanjut.
Contoh:
Suatu
jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu
jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan
perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian,
kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
Asas
6
Individu
dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya,
cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas
ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat
perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan
fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga
timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam
persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu
menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
Pada
asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu
beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil
daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang
adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non
adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih
banyak merusak
Asas
7
Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”.
Pengertian
:
“Mudah diramal” : : adanya keteraturan yang pasti pada pola
faktor lingkungan pada suatu periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi
turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan
sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor
lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama
keadaan tersebut dapat bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya
keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang
relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya
fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat.
Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang
berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian
rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa
sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut.
Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah
spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap
lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil
adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit.
Asas
8
Sebuah
habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada
bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh
keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu.
Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena
masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai
nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama
lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan
fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri
atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang
bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan
ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
Asas
9
Keanekaragaman
komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.
T
= K x (B/P) ; D ≈ T
T
= waktu rata-rata penggunaan energi
K
= koefisien tetapan
B
= biomassa
P
= produktivitas
D
= keanekaragaman
Pengertian:
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran
energidalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas
organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas.
Pada
asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran
energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
Asas
10
Pada
lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P)
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada
peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan
memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi
mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi
dalam lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya
keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah
ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan
keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka
jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk
menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat
diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses
suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab
spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh
stratifikasi.
Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat
tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada
komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk
makanan hewan.
Asas
11
Sistem
yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum
dewasa).
Pengertian:
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa
memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi
yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman
mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih
kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi
keanekaragamannya).
Arti dari asas ini adalah pada ekosistem,
populasi yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman
tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi
dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah
organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah
keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya
Asas
12
Kesempurnaan
adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam
keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap
perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem
yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia
yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya
beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila
pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di
lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan
adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi,
dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah
stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga
ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku
dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada
lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara
daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap,
beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk
bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah
strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan
fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang
bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi
pada ekosistem yang sudah mantap.
Asas
13
Lingkungan
yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman
biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan
kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada
komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem
meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka
jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap
terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu
syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan
mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang
mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara
kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.
Asas
14
Derajat
pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam
sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya
keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum
mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri
Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur energi yang masuk
melalui ekosistem meningkat (banyak)
• Lingkungan fisik mantap
(mudah“diramal”)
• Sistem control umpan balik
(feedback) komunitas sangat kompleks
• Efisiensi penggunaan energi
• Tingkat keanekaragaman tinggi