LANDASAN
TEORI – PERKEMBANGAN PENDUDUK
Nerissa
Arviana/ 3ID04/ 35412288
A. PENDAHULUAN
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk
adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya
menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi jumlah
penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal kurang
ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan kurangnya lapangan
kerja. Maka dari itu banyaklah orang yang melakukan migrasi.Sehingga dalam
masalah ini ,maka penduduk akan dihadapi dengan masalah lingkungan hidup,
pertumbuhan penduduk dan kelaparan, serta kemiskinan dan keterbelakangan.
Dari hasil sensus penduduk tahun 2010
jumlah penduduk Indonesia adalah 289,4 juta. Berarti Indonesia termasuk negara
terbesar ke tiga di antara negara-negara yang sedang berkembang setelah Cina dan
India.Dibanding dengan jumlah sensus tahun 1990 maka akan terlihat peningkatan
penduduk Indonesia rata-rata 1,98% pertahun. Berdasarkan hasil proyeksi
penduduk, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 315,3 juta jiwa.
Bila dilihat dari luas wilayah pada
peta penyebaran penduduknya terlihat tidak merata di 34 propinsi. Berdasarkan
hasil sensus penduduk tahun 1990 sekitar 60% penduduk tinggal di pulau Jawa,
padahal luas pulau Jawa hanya 7% dari luas wilayah Indonesia. Dilain pihak
pulau Kalimantan yang luas wilayahnya hanya ditempati oleh 5% dari jumlah
penduduknya. Kondisi tersebut menunjukan bahwa kepadatan penduduk Indonesia
tidak seimbang. Kondisi tersebut memerlukan upaya pemerataan dan upaya tersebut
telah dilaksanakan melalui program transmigrasi dan gerakan kembali ke Desa.
Dilihat dari tingkat pertambahan
penduduknya Indonesia masih tergolong tinggi, hal ini bila tidak diupayakan pengendalianya
akan menimbulkan banyak masalah. Di Indonesia dari tingkat partisipasi anak
usia sekolah baru mencapai 53% meskipun wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
telah dicanangkan oleh pemerintah. Dibanding negara tetangga, tingkat
partisipasi pendidikan kita tergolong rendah. Hongkong misalnya tahun 1995
telah mencapai 95%, Korea Selatan 88% dan Singapura telah mencapai 95 %.
Masalah-masalah lain seperti
ketenagakerjaan 77% angkatan kerja masih berpendidikan rendah. Dampaknya
terhadap pendapatan perkapita yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap
kualitas hidup. Juga terhadap kehidupan rumah tangga seperti perceraian dan
perkawinan yang akan berpengaruh terhadap angka kelahiran dan kematian yang
dalam banyak hal dijadikan indikator bagi kesejahteraan suatu negara.
Nampaknya sederhana, tetapi harus
diingat bahwa manusia adalah sebagai subjek tetapi juga sekaligus objek
pembangunan sehingga bila tidak diantisipasi mungkin pada gilirannnya akan
berakibat ketidakstabilan atau kerapuhan suatu negara.
Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan
Kualitas) : Pembangunan suatu bangsa berkaitan erat dengan permasalahan
kependudukannya. Suatu pembangunan dapat berhasil jika didukung oleh subjek
pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan kuantitas yang memadai.
B. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Kelahiran
(Natalitas)
Kelahiran
bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat
kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor
penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
·
Kawin
pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
·
Anak
dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
·
Anggapan
bahwa banyak anak banyak rejeki.
·
Anak
menjadi kebanggaan bagi orang tua.
·
Anggapan
bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak
laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor
pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
·
Adanya
program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
·
Adanya
ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi
laki-laki minimal berusia 19 tahun.
·
Anggapan
anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
·
Adanya
pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan
hanya sampai anak ke – 2.
·
Penundaaan
kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
|
Kematian
(Mortalitas)
Kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk.
Banyaknya
angka kematian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung kematian(pro
mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
1. Faktor pendukung kematian(pro
mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar.
Yang termasuk faktor ini adalah:
a. Sarana kesehatan yang kurang
memadai.
b. Rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan
c. Terjadinya berbagai bencana alam
d. Terjadinya peperangan
e. Terjadinya kecelakaan lalu lintas
dan industry
f. Tindakan bunuh diri dan
pembunuhan.
2. Faktor penghambat kematian (anti
mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah.
Yang termasuk faktor ini adalah:
Lingkungan hidup sehat.
Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk
|
Migrasi
Migrasi ada dua jenis yaitu migrasi yang
dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi) dan yang dapat
mengurangi jumlah penduduk disebut imigrasi keluar (emigrasi).
C. TRANSISI
DEMOGRAFI
Perkembangan penduduk dinegara maju dan
berkembang menunjukan perubahan keadaaan perkembangan penduduk atau transisi
demografi..
Transisi demografi dibedakan dalam tiga tahap, yaitu :
1.
Tahap 1
Perkembangan penduduk masih rendah
dengan tingkat kelahiran ini, negara maju pada periode 1800 – 1850 dan untuk
negara berkembang 1800 – 1950
2. Tahap 2
Tingkat kematian menurun tetapi tingkat
kelahiran masih tetap tinggi, maka tingkat pertambahan penduduk semakin besar. Negara
maju pada periode 1850 – 1910 dan negara berkembang 1950 - 1970
3. Tahap 3
Pada negara maju tingkat kematian
penurun dan tingkat kelahiran juga menurun, maka laju pertambahan penduduk
mencapai tingkat yang rendah, periode 1910 – 1970. Pada negara berkembang, pada
tahap 3 dibedakan kedalam dua keadaan, yaitu :
a.
Keadaan kasus (a)
Tingkat
kematian tidak mengalami penurunan dan tingkat kelahiran juga tidak mengalam
perubahan, jadi laju penduduk tidak berubah.
b.
Keadaan kasus (b)
Tingkat
kematian mengalami penurunan dan kelahiran juga menurun, tetapi lebih tinggi
dari penurunan tingkat kematian, jadi tingkat pertambahan penduduk mengalami
proses penurunan.
Pada dasawarsa dewasa ini perkembangan
penduduk yang cepat dan jumlahnya yang sangat besar, telah membawa dampak
terhadap :
1. Struktur
penduduk yang berat sebelah
2. Pengangguran
yang semakin serius
3. Arus urbanisasi
yang tinggi
D. PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik
pertambahan maupun penurunannya. Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk
adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya
menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi jumlah
penduduk. Dalam dalam masalah ini maka penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan
atau penyakit yang melanda penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang
terawat ataupun pemukiman yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak
terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah
tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.
Untuk menjamin kesehatan bagi semua
orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih banyak daripada hanya
penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua sektor kesehatan.
Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor,
termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat, diperlukan
untuk pengembangan pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi,
menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti semua makhluk hidup, manusia
juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi keperluan-keperluan kesehatan
dan kelangsungan hidup.
Kesehatanlah yang rugi apabila lingkungan tidak lagi
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia akan makanan, air, sanitasi, dan tempat
perlindungan yang cukup dan aman- karena kurangnya sumber-sumber atau
distribusi yang tidak merata. Kesehatanlah yang rugi apabila orang-orang menghadapi
unsur-unsur lingkungan yang tidak ramah- seperti binatang-binatang mikro,
bahan-bahan beracun, musuh bersenjata atau supir-supir yang mabuk.
Kesehatan manusia adalah keperluan
dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat
membangun apa pun, tidak dapat menentang kemiskinan, atau melestarikan
lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidup merupakan hal
pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses pembangunan. Lingkungan yang sehat
menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat
menyebabkan masyarakat yang tidak sehat pula.
E. PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KELAPARAN
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan suatu wilayah yang
dikarenakan bertambahnya angka kelahiran maupun berkurangnya jumlah penduduk
yang dikarenakan angka kematian bertambah,perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lain atau ke tempat lain seperti migrasi,transmigrasi dab
sebagainya.
Jumlah
penduduk disuatu wilayah saat ini sangat mencemaskan selain bertambahnya jumlah
penduduk maka semakin sempit pula bagi mereka yang untuk mendapatka lapangan
pekerjaan ataupun untuk mencari mata pencarian mereka untuk menjalani kebutuhan
hidup,karena dapat menimbulkan angka kelaparan di bangsa ini akan bertambah
yang disebabkan masalah tadi seperti sulitnya untuk berusaha mendapatkan kerja
untuk mencukupi kebutuhan hidup karena semaki padatnya penduduk maka semakin
sempit pula peluang mereka untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan.
Dari masalah tersebut maka angka kematian pun semakin
bertambah,dan bisa merepotkan para pemerintah untuk menyensus penduduk yang
bertempat tinggal,walaupun pemerintah sudah mencanangkan program untuk keluarga
yang berencana tetapi sulit untuk bagi kita menjalankan perintah tersebut
dikarenakan masalah ekonomi dan kebutuhan yang mendesak.
Maka dari itu semoga pemerintah bisa lebih tegas lagi untuk
menjalankan program tersebut di antaranya mencegah orang untuk
bermigrasi,karena dengan migrasi banyak orang yang menganggur dan menyusahkan
pemerintah untuk menyensus selain itu para migrasi yang tidak bekerja hanya menjadi
pengemis jalanan yang menyebabkan kepadatan penduduk yang sia – sia dan
menyebabkan banyak orang yang kelaparan yang bisa mengakibatkan kematian.
F. DAMPAK NEGATIF YANG TERJADI AKIBAT
LEDAKAN PENDUDUK
Dampak lingkungan yang
terjadi akibat masalah ledakan penduduk adalah polusi. Tingkat polusi bergerak
naik seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk disuatu area
permukiman. Polusi ditimbulkan dari asap hasil pembuangan kendaraan bermotor
yang jumlahnya saat ini semakin meningkat tajam. Hal ini terlihat semakin
tingginya frekuensi kemacetan yang terjadi dijalan-jalan yang membuat jalan di
kota tidak lancer lagi di lalui.Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah
kerusakan lingkungan dengan segala dampak ikutannya seperti menurun kualitas
pemukiman dan lahan yang ditelantarkan serta hilangnya fungsi ruang terbuka.
Dampak sosial yang terjadi
akibat masalah ledakan penduduk adalah kemiskinan, karena banyaknya penduduk,
lapangan pekerjaan terbatas, akibatnya banyaklah yang menganggur. Kemiskinan
berkaitan erat dengan kemampuan mengakses pelayanan kesehatan serta pemenuhan
kebutuhan gizi dan kalori. Dengan demikian penyakit masyarakat umumnya
berkaitan dengan penyakit menular seperti diare, penyakit lever, dan TBC.
Selain itu masyarakat menderita penyakit kekurangan gizi termasuk busung lapar
terutama pada bayi. Kematian bayi adalah konsekuensi dari penyakit yang ditimbulkan
karena kemiskinan.
Ledakan penduduk adalah
masalah yang harus segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait
karena apabila permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan
dampak-dampak yang telah dijelaskan. Adapun solusi yang dapat menyelesaikan
permasalahan ledakan penduduk yaitu;
1. Melakukan
Program Transmigrasi
Program transmigrasi adalah program nasional
untuk memindahkan kelompok penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain. Saya
rasa program transmigrasi ini sudah banyak menolong penduduk Indonesia.
2. Melakukan
Program Keluarga Berencana
Dengan adanya program KB dapat mencegah
kelahiran terlalu banyak anak. Saya berpendapat bahwa program KB sudah
berhasil. Sekarang di Indonesia jumlah anak yang lahir setiap tahun sudah
menurun.
3.
Mengoptimalkan Lahan Dengan Menggunakan Teknologi.
Hal ini disebabkan padatnya penduduk
mengakibatkan banyaknya lahan yang dipergunakan untuk pemukiman, sehingga lahan
yang tadinya merupakan tempat penduduk menanam tanaman pangan beralih fungsi
sebagai lahan pemukiman. Peralihan fungsi ini membuat penurunan terhadap
produksi pangan penduduk sehingga penduduk mengalami kekurangan pangan. Oleh
karena itu diperlukan penggunaan teknologi agar dapat meningkatkan produksi
pangan walaupun denganlahan sempit.
4.
Pemerataan pembangunan
Hal ini dapat di lihat dikota-kota yang
merupakan titik sentral pembangunan dan kegiatan ekonomi. Seharusnya
pembangunan tidak hanya terpusat dikota-kota tetapi juga dilakukan dikabupaten.
Jika pembangunan dilakukan secara merata dikabupaten maka sangat kecil
kemungkinan penduduk yang tinggal dikabupaten pindah ke kota.
Sumber: